Mengatasi Kecurangan Ujian Nasional (UN) dengan UN Online
I. Rangkuman Artikel
Ujian Nasional (UN) adalah
agenda tahunan pendidikan nasional untuk dapat lulus dari jenjang pendidikan
dan sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya atau yang
lebih tinggi. Walaupun UN merupakan agenda tahunan, bukan berarti tidak
memiliki masalah. Salah satu permasalahan yang selalu “hadir” dalam pelaksanaan
UN adalah tentang kejujuran.
Meski
dalam pendistribusian soal selalu dijaga ketat oleh polisi, ini bukan berarti
jaminan untuk menghindari kecurangan UN. Untuk mengukur kemampuan dan kualitas
siswa dan pendidikan di Indonesia melalui UN sepertinya sangat sulit manakala
dalam pelaksanaanya kejujuran tidak bisa diterapkan. Ada beberapa hal mengapa
kecurangan UN yang melibatkan guru ini selalu ada.
Pertama, sekolah dituntut
meluluskan siswa. Kedua, guru takut dimutasi oleh rekomendasi kepala sekolah.
Ketiga, kepala sekolah takut dimutasi kepala dinas. Keempat, kepala dinas takut
dimutasi kepala daerah.
Melihat keadaan yang demikian
rumit, haruslah ada terobosan dalam penyelenggaraan UN yang selanjutnya.
Salah satu solusinya adalah
menyelenggarakan UN dengan sistem online. Hal ini mungkin saja dilakukan dan
terlaksana jika pemerintah mau memberikan fasilitas untuk kelancaran UN sistem
online ini. Seiring dengan meluas dan berkembangnya teknologi informasi, sistem
UN online bukan saja mungkin tetapi sebuah kecenderungan, bahkan mungkin
keniscayaan pada masa depan.
Pemerintah dituntut untuk
dapat menyediakan infrastruktur TIK dan dukungan ribuan set soal ujian dengan
segala kombinasinya, dengan acuan standar kompetensi dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) dan dukungan dari pakar pendidikan.
Keuntungan UN online ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
Pembiayaan, karena dalam
pelaksaannya dengan sistem online, sehingga pemerintah tidak perlu
menganggarkan dana untuk percetakan naskah, pemindaian, penggandaan soal,
penggandaan lembar jawab, biaya distribusi, dan lain-lain. Dengan ini
pemerintah dapat menghemat biaya.
Dari efektifitas, UN online
dimungkinkan dapat diselenggarakan tiap bulan disetiap kota/wilayah Indonesia, sehingga
pelaksaan ujian tidak terkonsentrasi pada satu titik ruang dan waktu. Selain
itu, data yang masuk langsung bisa di akses oleh pusat dan user Disdik
kabupaten dan Propinsi. Jadi, siswa tidak perlu menunggu pengumuman hasil UN
selama berbulan-bulan.
UN online dapat juga
mengurangi tekanan psikologis siswa, dikarenakan jarak antara pelaksanaa UN dan
pengumumannya yang begitu lama.
Dengan sistem UN online, guru
dituntut untuk dapat menguasai teknologi dan terhindar dari gaptek. Melalui ini
diharapkan guru dapat meningkatkan kualitas diri agar dan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas, dapat menggunakan teknologi untuk meningkatkan
kualitas pengajaran.
Dari semua paparan tentang
keuntungan UN sistem online tersebut, yang paling penting adalah sistem ini
kemungkinan besar dapat menekan angka kecurangan dalam pelaksaan ujian, karena
seluruh rangkaian kegiatan UN mulai dari pelaksanaan sampai pengumuman
dilaksanakan melalui TIK.
Kendala UN online yang
mungkin dipertanyakan adalah tentang kesiapan infrastruktur pendukungnya karena
negara Indonesia yang sangat luas dan masih ada daerah yang infrastruktur
TIKnya kurang memadai. Ditambah lagi kemampuan TIK setian siswa juga
berbeda-beda. Kendala lainnya, UN online membutuhkan ribuan set soal ujian
dengan segala kombinasi pendukungnya.
Kendala ini sebenarnya sudah
terjawab seperti misalnya tentang infrastruktur TIK. Secara nasional telah
ditetapkan bahwa setiap sekolah wajib memiliki 40 unit komputer. Untuk
mengatasi kelemahan infrastruktur di daerah pelosok atau terpencil, soal dapat
diadakan di kabupaten atau kota. Jika kendalanya tentang kemampuan TIK,
bukankah sejak SMP sudah mendapatkan pelajaran tersebut? Selanjutnya tentang
dukungan ribuan set soal dan model-modelnya, bukankah BSNP sudah memiliki acuan
standar kompetensi yang didukung pakar pendidikan?
II.
Inti
Masalah
Dalam artikel tersebut ada
beberapa inti masalah yang dibahas penulis, diantaranya adalah sebagai berikut
:
1.
Cara
meminimalisir tindak kecurangan dalam pelaksanaan UN manual.
Upaya
yang dilakukan pemerintah dengan hanya menjamin agar sola tidak bocor dan
sebagainya, saya rasa tidak berpengaruh besar terhadap tindak kecurangan dalam
pelaksanaan UN manual. Meskipun jaminan itu datang dari aparat kepolisian yang
mengawalpun juga tidak 100% menjamin tidak ada kecurangan dalam pelaksaan UN.
2.
Cara
meningkatkan kualitas UN dengan pembenahan-pembenahan infrastruktur
pendukungnya.
Infrastruktur
pendukung dan penunjang kualitas pendidikan di Indonesia sangat kurang.
Terutama di daerah pelosok dan pedalaman yang jauh dari pusat kota. Hal ini
tentu menjadi kendala untuk pengawasan dari pusat. Selain itu bila
infrastruktur antar daerah tidak sama, apakah mungkin kualitas perorangan juga
sama? Bila memang pemerintah ingin pemerataan kualitas penduduk Indonesia
terwujud, pemerintah harus membenahi seluruh infrastruktur pendukung disetiap
daerah. Mendengar keluhan hati masyarakat tentang kinerja guru dan jajarannya
juga penting untuk pembenahan infrastruktur pendidikan kedepannya.
3.
Pro
dan kontra perubahan sistem UN dari UN manual menjadi UN online.
Dukungan
dan tentangan dari gagasan UN online yang mucul dari berbagai pihak terjadi
karena ketakutan yang tidak mendasar dari pihak-pihak tertentu. Sebenarnya bila
UN online benar terjadi ini bisa menjadi gebrakan baru untuk dunia pendidikan
masa depan agar berkembang menjadi lebih baik. Namun alangkah lebih baik bila
sebelum UN online dilaksanakan, pemerintah meluruskan dahulu apa yang mendasari
terjadinya gagasan UN online, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
dengan harapan.
4.
Berbagai
pendapat/ solusi dari penulis untuk mengatasi masalah-masalah yang sering
terjadi saat UN dan UN online.
Pendapat dan
solusi dari penulis diharapkan dapat membantu mencari jalan keluar dari masalah
kecurangan dalam pelaksanaan UN.
III.
Analisis
Artikel
Masalah yang dibahas dalam
artikel tersebut adalah tentang kejujuran dalam Ujian Nasional (UN). Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ingin tecapainya nilai kelulusan
tertinggi bagi siswa, keinginan kepala sekolah untuk meluluskan 100% siswanya,
keinginan kepala daerah untuk tidak dimutasi, dan masih banyak yang lainnya.
Akibatnya semua hal yang menyangkut dengan kejujuran saat UN tidak dipedulikan
lagi, asalkan semua keinginan itu terpenuhi.
Celakanya cara untuk memenuhi
keinginan itu bukan dengan bekerja keras untuk belajar dan meningkatkan
kualitas pembelajaran, namun dengan dilakukan dengan perbuatan yang mencoreng
“kesucian” UN. Kecurangan demi kecurangan yang sepertinya ditutup-tutupi oleh
berbagai pihak yang terkait inipun sesungguhnya bukan hal asing lagi. Dan
pemerintahpun sesungguhnya sepertinya “sudah memaklumi” kecurangan ini.
Masalah ini mengakibatkan
banyak pihak yang meragukan hasil dari pelaksaan UN. Selain itu, hal ini juga
mencerminkan bobroknya nilai bangsa. Seharusnya UN dilaksanakan untuk dapat
menjadi tolok ukur keberhasilan pendidikan, bukan hanya menjadi “syarat”.
Akibat lain dari dampak pelaksanaan UN yang curang adalah rasa malas yang
timbul pada siswa. Rasa malas ini akan timbul karena siswa menganggap belajar
atau tidak itu bukan hal yang penting, toh dia pasti akan diluluskan oleh guru
dan sekolahnya. Hal ini juga akan berdampak psikologis pada siswa yang pandai.
Dia akan merasa percuma untuk belajar. Karena jerih payah belajarnya tidak
dihargai maksimal.
Pendapat yang dipaparkan
penulis untuk mengatasi kecurangan UN tersebut adalah dengan dilaksanakannya UN
sistem online. Dengan dilaksanakanya sistem UN online, kemungkinan terjadinya
kecurangan sangat tipis. Karena hasil ujian akan langsung tersimpan dalam data
di server (pusat). Pihak lain hanya bisa mengakses untuk mengetahui hasilnya
saja, tanpa bisa merubah hasil. Sistem ini juga lebih efisien dalam hal
pembiayaan.
Melalui sistem UN online ini
diharapkan Ujian Nasional akan lebih efisien, transparan, akuntabel, kredibel,
lulusanya benar-benar berkualitas dan dapat diterima ditengah-tengah
masyarakat.
UN sistem online yang mungkin
dilaksanakan bukan tanpa kendala. Namun setiap masalah tentu ada jalan
keluarnya.
Pertama, bila masalah yan ada
tentang infrastruktur TIK, bukankah sejak nasional telah ada peraturan bahwa
setiap sekolah wajib mempunyai komputer minimal 40 unit?
Kedua, untuk antisipasi
kelemahan infrastruktur, khususnya daerah pelosok atau terpencil, soal dapat
diadakan di Kabupaten/ Kota.
Ketiga, jika menyangkut
tentang kemampuan ber-TIK, bukankah sejak SMP siswa telah mendapat pelajaran
tersebut?
Keempat, terkait dengan
dukungan ribuan soal dan model-modelnya, bukankah Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) sudah memiliki acuan standar kompetensi dengan dukungan pakar
pendidikan?
Menurut pendapat saya,
hal-hal yang dikemukakan penulis memang benar. Saya juga berpendapat bahwa
kedepan UN harus dilaksanakan dengan sistem online, karena beberapa kelebihan.
Salah satunya adalah karena dengan sistem UN online, efisiensi dalam hal waktu
dan biaya lebih baik dari pada UN sistem manual seperti sekarang ini. Namun
dalam beberapa hal, saya kurang sependapat dengan penulis.
Misalnya, bila semua siswa
dari daerah pelosok atau tepencil yang harus datang ke kota atau kabupaten jika
daerah tempat tinggalnya tidak ada jaringan internet. Saya rasa ini kurang
efisien. Pemerintah harus memikirkan dan mengatasi tentang masalah akses jalan
di daerah itu. Karena di daerah yang sangat terbelakang, medan yang ditempuh
untuk mencapai kota sangat sulit, jauh, lama, dan tentu menghabiskan dana yang
tidak sedikit. Sedangkan tidak semua siswa berasal dari keluarga yang mampu.
Menurut saya, lebih baik pemerintah lebih dulu melaksanakan pembangunan dan
melengapi infrastruktur daerah tersebut.
Seperti menyediakan komputer
dan segala perangkat pendukungnya di sekolah tersebut, mendirikan tower-tower
untuk mempermudah mengakses internet, dan memperbaiki fasilitas lainnya.
Kegitan ini tanpa sengaja akan memaksa pemerintah untuk melakukan pembangunan
di seluruh pelosok negeri sehingga dapat terwujud pembangunan yang merata di
Indonesia.
Selain itu, bila UN online
benar-benar dilaksanakan sebaiknya diadakan jadwal UN antar daerah. Misalnya
antar propinsi atau wilayah besar, sehingga UN yang dilaksanakan antara satu
daerah dengan daerah lain tidak saling berbenturan. Dan akhirnya UN yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan karena sifat
teknologi yang bisa error sewaktu-waktu bila terlalu banyak user yang menggunakan
atau mengaksesnya.
Dengan pelasanaan sistem UN
online, diharapkan bisa menjadi motivasi untuk semua pihak yang terkait dalam
persiapan dan atau pelaksaan UN. Misalnya, motivasi untuk siswa agar lebih giat
belajar sehingga saat UN dapat mengerjakan soal dengan baik dan lulus dengan
mendapat nilai yang memuaskan, motivasi untuk guru dan kepala sekolah agar
lebih meningkatkan kualitas diri agar dapat memberikan ilmau yang maksimal
kepada seluruh siswanya, motivasi untuk Kepala Daerah agar membuat dan memberlakukan
kebijakan-kebijakan demi suksesnya UN yang berkualitas dan demi masa depan
bangsa.
Harapan lainnya adalah
terwujudnya Indonesia cerdas untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah.
Karena bila generasi muda bangsa dapat berkarya dengan kemampuan yang dimiliki,
otomatis akan dapat memajukan bangsanya di berbagai segi kehidupan. Salah satu
contohnya yaitu dalam segi ekonomi. Bila ekonomi Indonesia menjadi lebih baik,
tentu akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Bila hal ini terus berlanjut
bukan tidak mungkin bila negara Indonesia akan menjadi negara maju. Bukankah
semua orang juga menginginkan hal ini terjadi?
Dan dengan terlaksannya UN
yang jujur dan adil, semoga seluruh hasilnya dapat dirasakan masyarakat dan
membawa kemaslahatan bagi seluruh warna Indonesia.
Semoga analisis ini
bermanfaat untuk kesejahteraan pendidikan yang ada di Indonesia. Saya berharap,
ada atau tidaknya sisten UN online, setiap pihak yang terkait dengan
pelaksanaan UN dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya agar masa depan.
sumber artikel : http://florenzagita.blogspot.com/2013/01/analisis-masalah-pendidikan-di-indonesia.html
Nama : Evriyanti
Kelas : 3EB09
NPM : 22212583
pendidikan Indonesia kedepan bisa berkembang menjadi lebih baik.