Kamis, 02 Oktober 2014

Mengatasi Kecurangan Ujian Nasional (UN) dengan UN Online #Tugas 1 Bahasa Indonesia 2

Mengatasi Kecurangan Ujian Nasional (UN) dengan UN Online


I. Rangkuman Artikel
Ujian Nasional (UN) adalah agenda tahunan pendidikan nasional untuk dapat lulus dari jenjang pendidikan dan sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya atau yang lebih tinggi. Walaupun UN merupakan agenda tahunan, bukan berarti tidak memiliki masalah. Salah satu permasalahan yang selalu “hadir” dalam pelaksanaan UN adalah tentang kejujuran.
          Meski dalam pendistribusian soal selalu dijaga ketat oleh polisi, ini bukan berarti jaminan untuk menghindari kecurangan UN. Untuk mengukur kemampuan dan kualitas siswa dan pendidikan di Indonesia melalui UN sepertinya sangat sulit manakala dalam pelaksanaanya kejujuran tidak bisa diterapkan. Ada beberapa hal mengapa kecurangan UN yang melibatkan guru ini selalu ada.
Pertama, sekolah dituntut meluluskan siswa. Kedua, guru takut dimutasi oleh rekomendasi kepala sekolah. Ketiga, kepala sekolah takut dimutasi kepala dinas. Keempat, kepala dinas takut dimutasi kepala daerah.
Melihat keadaan yang demikian rumit, haruslah ada terobosan dalam penyelenggaraan UN yang selanjutnya.
Salah satu solusinya adalah menyelenggarakan UN dengan sistem online. Hal ini mungkin saja dilakukan dan terlaksana jika pemerintah mau memberikan fasilitas untuk kelancaran UN sistem online ini. Seiring dengan meluas dan berkembangnya teknologi informasi, sistem UN online bukan saja mungkin tetapi sebuah kecenderungan, bahkan mungkin keniscayaan pada masa depan.
Pemerintah dituntut untuk dapat menyediakan infrastruktur TIK dan dukungan ribuan set soal ujian dengan segala kombinasinya, dengan acuan standar kompetensi dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan dukungan dari pakar pendidikan.
Keuntungan UN online ini diantaranya adalah sebagai berikut :
Pembiayaan, karena dalam pelaksaannya dengan sistem online, sehingga pemerintah tidak perlu menganggarkan dana untuk percetakan naskah, pemindaian, penggandaan soal, penggandaan lembar jawab, biaya distribusi, dan lain-lain. Dengan ini pemerintah dapat menghemat biaya.
Dari efektifitas, UN online dimungkinkan dapat diselenggarakan tiap bulan disetiap kota/wilayah Indonesia, sehingga pelaksaan ujian tidak terkonsentrasi pada satu titik ruang dan waktu. Selain itu, data yang masuk langsung bisa di akses oleh pusat dan user Disdik kabupaten dan Propinsi. Jadi, siswa tidak perlu menunggu pengumuman hasil UN selama berbulan-bulan.
UN online dapat juga mengurangi tekanan psikologis siswa, dikarenakan jarak antara pelaksanaa UN dan pengumumannya yang begitu lama.
Dengan sistem UN online, guru dituntut untuk dapat menguasai teknologi dan terhindar dari gaptek. Melalui ini diharapkan guru dapat meningkatkan kualitas diri agar dan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, dapat menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Dari semua paparan tentang keuntungan UN sistem online tersebut, yang paling penting adalah sistem ini kemungkinan besar dapat menekan angka kecurangan dalam pelaksaan ujian, karena seluruh rangkaian kegiatan UN mulai dari pelaksanaan sampai pengumuman dilaksanakan melalui TIK.
Kendala UN online yang mungkin dipertanyakan adalah tentang kesiapan infrastruktur pendukungnya karena negara Indonesia yang sangat luas dan masih ada daerah yang infrastruktur TIKnya kurang memadai. Ditambah lagi kemampuan TIK setian siswa juga berbeda-beda. Kendala lainnya, UN online membutuhkan ribuan set soal ujian dengan segala kombinasi pendukungnya.
Kendala ini sebenarnya sudah terjawab seperti misalnya tentang infrastruktur TIK. Secara nasional telah ditetapkan bahwa setiap sekolah wajib memiliki 40 unit komputer. Untuk mengatasi kelemahan infrastruktur di daerah pelosok atau terpencil, soal dapat diadakan di kabupaten atau kota. Jika kendalanya tentang kemampuan TIK, bukankah sejak SMP sudah mendapatkan pelajaran tersebut? Selanjutnya tentang dukungan ribuan set soal dan model-modelnya, bukankah BSNP sudah memiliki acuan standar kompetensi yang didukung pakar pendidikan?
II.    Inti Masalah
Dalam artikel tersebut ada beberapa inti masalah yang dibahas penulis, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Cara meminimalisir tindak kecurangan dalam pelaksanaan UN manual.
Upaya yang dilakukan pemerintah dengan hanya menjamin agar sola tidak bocor dan sebagainya, saya rasa tidak berpengaruh besar terhadap tindak kecurangan dalam pelaksanaan UN manual. Meskipun jaminan itu datang dari aparat kepolisian yang mengawalpun juga tidak 100% menjamin tidak ada kecurangan dalam pelaksaan UN.
2.    Cara meningkatkan kualitas UN dengan pembenahan-pembenahan infrastruktur pendukungnya.
Infrastruktur pendukung dan penunjang kualitas pendidikan di Indonesia sangat kurang. Terutama di daerah pelosok dan pedalaman yang jauh dari pusat kota. Hal ini tentu menjadi kendala untuk pengawasan dari pusat. Selain itu bila infrastruktur antar daerah tidak sama, apakah mungkin kualitas perorangan juga sama? Bila memang pemerintah ingin pemerataan kualitas penduduk Indonesia terwujud, pemerintah harus membenahi seluruh infrastruktur pendukung disetiap daerah. Mendengar keluhan hati masyarakat tentang kinerja guru dan jajarannya juga penting untuk pembenahan infrastruktur pendidikan kedepannya.
3.    Pro dan kontra perubahan sistem UN dari UN manual menjadi UN online.
Dukungan dan tentangan dari gagasan UN online yang mucul dari berbagai pihak terjadi karena ketakutan yang tidak mendasar dari pihak-pihak tertentu. Sebenarnya bila UN online benar terjadi ini bisa menjadi gebrakan baru untuk dunia pendidikan masa depan agar berkembang menjadi lebih baik. Namun alangkah lebih baik bila sebelum UN online dilaksanakan, pemerintah meluruskan dahulu apa yang mendasari terjadinya gagasan UN online, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan harapan.
4.    Berbagai pendapat/ solusi dari penulis untuk mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi saat UN dan UN online.
Pendapat dan solusi dari penulis diharapkan dapat membantu mencari jalan keluar dari masalah kecurangan dalam pelaksanaan UN.
 
III.    Analisis Artikel
Masalah yang dibahas dalam artikel tersebut adalah tentang kejujuran dalam Ujian Nasional (UN). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ingin tecapainya nilai kelulusan tertinggi bagi siswa, keinginan kepala sekolah untuk meluluskan 100% siswanya, keinginan kepala daerah untuk tidak dimutasi, dan masih banyak yang lainnya. Akibatnya semua hal yang menyangkut dengan kejujuran saat UN tidak dipedulikan lagi, asalkan semua keinginan itu terpenuhi.
Celakanya cara untuk memenuhi keinginan itu bukan dengan bekerja keras untuk belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran, namun dengan dilakukan dengan perbuatan yang mencoreng “kesucian” UN. Kecurangan demi kecurangan yang sepertinya ditutup-tutupi oleh berbagai pihak yang terkait inipun sesungguhnya bukan hal asing lagi. Dan pemerintahpun sesungguhnya sepertinya “sudah memaklumi” kecurangan ini.
Masalah ini mengakibatkan banyak pihak yang meragukan hasil dari pelaksaan UN. Selain itu, hal ini juga mencerminkan bobroknya nilai bangsa. Seharusnya UN dilaksanakan untuk dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pendidikan, bukan hanya menjadi “syarat”. Akibat lain dari dampak pelaksanaan UN yang curang adalah rasa malas yang timbul pada siswa. Rasa malas ini akan timbul karena siswa menganggap belajar atau tidak itu bukan hal yang penting, toh dia pasti akan diluluskan oleh guru dan sekolahnya. Hal ini juga akan berdampak psikologis pada siswa yang pandai. Dia akan merasa percuma untuk belajar. Karena jerih payah belajarnya tidak dihargai maksimal.
Pendapat yang dipaparkan penulis untuk mengatasi kecurangan UN tersebut adalah dengan dilaksanakannya UN sistem online. Dengan dilaksanakanya sistem UN online, kemungkinan terjadinya kecurangan sangat tipis. Karena hasil ujian akan langsung tersimpan dalam data di server (pusat). Pihak lain hanya bisa mengakses untuk mengetahui hasilnya saja, tanpa bisa merubah hasil. Sistem ini juga lebih efisien dalam hal pembiayaan.
Melalui sistem UN online ini diharapkan Ujian Nasional akan lebih efisien, transparan, akuntabel, kredibel, lulusanya benar-benar berkualitas dan dapat diterima ditengah-tengah masyarakat.
UN sistem online yang mungkin dilaksanakan bukan tanpa kendala. Namun setiap masalah tentu ada jalan keluarnya.
Pertama, bila masalah yan ada tentang infrastruktur TIK, bukankah sejak nasional telah ada peraturan bahwa setiap sekolah wajib mempunyai komputer minimal 40 unit?
Kedua, untuk antisipasi kelemahan infrastruktur, khususnya daerah pelosok atau terpencil, soal dapat diadakan di Kabupaten/ Kota.
Ketiga, jika menyangkut tentang kemampuan ber-TIK, bukankah sejak SMP siswa telah mendapat pelajaran tersebut?
Keempat, terkait dengan dukungan ribuan soal dan model-modelnya, bukankah Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sudah memiliki acuan standar kompetensi dengan dukungan pakar pendidikan?
Menurut pendapat saya, hal-hal yang dikemukakan penulis memang benar. Saya juga berpendapat bahwa kedepan UN harus dilaksanakan dengan sistem online, karena beberapa kelebihan. Salah satunya adalah karena dengan sistem UN online, efisiensi dalam hal waktu dan biaya lebih baik dari pada UN sistem manual seperti sekarang ini. Namun dalam beberapa hal, saya kurang sependapat dengan penulis.
Misalnya, bila semua siswa dari daerah pelosok atau tepencil yang harus datang ke kota atau kabupaten jika daerah tempat tinggalnya tidak ada jaringan internet. Saya rasa ini kurang efisien. Pemerintah harus memikirkan dan mengatasi tentang masalah akses jalan di daerah itu. Karena di daerah yang sangat terbelakang, medan yang ditempuh untuk mencapai kota sangat sulit, jauh, lama, dan tentu menghabiskan dana yang tidak sedikit. Sedangkan tidak semua siswa berasal dari keluarga yang mampu. Menurut saya, lebih baik pemerintah lebih dulu melaksanakan pembangunan dan melengapi infrastruktur daerah tersebut.
Seperti menyediakan komputer dan segala perangkat pendukungnya di sekolah tersebut, mendirikan tower-tower untuk mempermudah mengakses internet, dan memperbaiki fasilitas lainnya. Kegitan ini tanpa sengaja akan memaksa pemerintah untuk melakukan pembangunan di seluruh pelosok negeri sehingga dapat terwujud pembangunan yang merata di Indonesia.
Selain itu, bila UN online benar-benar dilaksanakan sebaiknya diadakan jadwal UN antar daerah. Misalnya antar propinsi atau wilayah besar, sehingga UN yang dilaksanakan antara satu daerah dengan daerah lain tidak saling berbenturan. Dan akhirnya UN yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan karena sifat teknologi yang bisa error sewaktu-waktu bila terlalu banyak user yang menggunakan atau mengaksesnya.
Dengan pelasanaan sistem UN online, diharapkan bisa menjadi motivasi untuk semua pihak yang terkait dalam persiapan dan atau pelaksaan UN. Misalnya, motivasi untuk siswa agar lebih giat belajar sehingga saat UN dapat mengerjakan soal dengan baik dan lulus dengan mendapat nilai yang memuaskan, motivasi untuk guru dan kepala sekolah agar lebih meningkatkan kualitas diri agar dapat memberikan ilmau yang maksimal kepada seluruh siswanya, motivasi untuk Kepala Daerah agar membuat dan memberlakukan kebijakan-kebijakan demi suksesnya UN yang berkualitas dan demi masa depan bangsa.
Harapan lainnya adalah terwujudnya Indonesia cerdas untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah. Karena bila generasi muda bangsa dapat berkarya dengan kemampuan yang dimiliki, otomatis akan dapat memajukan bangsanya di berbagai segi kehidupan. Salah satu contohnya yaitu dalam segi ekonomi. Bila ekonomi Indonesia menjadi lebih baik, tentu akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Bila hal ini terus berlanjut bukan tidak mungkin bila negara Indonesia akan menjadi negara maju. Bukankah semua orang juga menginginkan hal ini terjadi?
Dan dengan terlaksannya UN yang jujur dan adil, semoga seluruh hasilnya dapat dirasakan masyarakat dan membawa kemaslahatan bagi seluruh warna Indonesia.
Semoga analisis ini bermanfaat untuk kesejahteraan pendidikan yang ada di Indonesia. Saya berharap, ada atau tidaknya sisten UN online, setiap pihak yang terkait dengan pelaksanaan UN dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya agar masa depan.
 
sumber artikel : http://florenzagita.blogspot.com/2013/01/analisis-masalah-pendidikan-di-indonesia.html
 
 
 Nama : Evriyanti
 Kelas  : 3EB09
 NPM   : 22212583
 
 
 
pendidikan Indonesia kedepan bisa berkembang menjadi lebih baik.